Novel tanpa huruf R

- 0 0
4050   14 tahun lalu
Tole | 0 Pelanggan
4050   14 tahun lalu
Satu Lagi Karya Personal Aria Kusumadewa/nSalah satu adegan dalam film terbaru Aria Kusumadewa berjudul Novel Tanpa Huruf R. Film ini sudah diputar di kampus-kampus dan beberapa kantong budaya di Pulau Jawa dan Sumatera./nTerinspirasi dari kondisi masyarakat saat ini, sutradara Aria Kusumadewa menuangkan pandangannya dalam film terbarunya, Novel Tanpa Huruf R. Dalam filmnya, Aria ingin mengusik ingatan penonton tentang pelbagai peristiwa yang menjadi sejarah hitam negeri ini yang akhirnya menorehkan luka mendalam pada seorang anak manusia./nDikisahkan sebuah keluarga yang terpaksa melarikan diri dari kampungnya akibat difitnah sebagai pengikut sebuah organisasi terlarang. Sayang, di tengah perjalanan sang ibu terjun ke laut dan hilang. Tinggallah Badar (Otig Pakis) bersama putra tunggal mereka, Drum.
Di kampung baru, Badar berhasil merintis usaha penjagalan hewan dan hidup bahagia bersama Drum dan saudara angkatnya yang bisu, Talang (Faisal Kamarullah). Namun, tepat di hari ulang tahun ke-17 Drum (Agastya), Badar tewas tertabrak mobil. Drum kemudian tumbuh menjadi seorang wartawan kriminal di Jakarta.
Berbagai peristiwa menyedihkan berganti-ganti menghantam Drum. Mulai dari pacarnya Fa (Fahrani) yang ternyata lesbian, ditambah keseharian Drum menyaksikan berbagai pembunuhan brutal membuat dirinya gamang. Puncaknya, saat kekasih barunya, Angel (Angela Anggraini) yang keturunan Tionghoa, tewas mengenaskan dalam sebuah huru-hara di Vihara Buddha. Arti kehilangan Drum menjadi lengkap. Drum menggugat hidup dan keberadaan Tuhannya. Ia kemudian menyendiri ke sebuah rumah di tepi pantai. Drum meninggalkan pekerjaan lamanya dan beralih menjadi penulis novel kisah-kisah kriminal, Kejet-kejet.
Tak disangka Kejet-kejet laku di pasaran dan menarik minat Air Sunyi (Lola Amaria), seorang mahasiswi sastra yang berminat menulis Kejet-kejet sebagai bahan penulisan skripsinya. Gadis ini mengkritik Drum karena tulisannya tentang kekerasan dinilai terlalu vulgar dan meracuni moral masyarakat.
Bukannya marah, Drum malah mengundang Air ke rumahnya. Tanpa disadari, kehadiran Air kembali mengguncang trauma kehilangan dalam dirinya yang labil. Ujungnya, Drum menyandera Air untuk mengisi ruang pencarian jiwanya. Dalam penyanderaan ini, Air berontak dan berhasil menggigit salah satu jari telunjuk Drum sehingga ia tak bisa mengetik huruf r.

KOMENTAR

0